“Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaiaan dengan naik turunnya iman, sedangkan kain kafannya sedang ditenun”
Kata-kata itu sudah tak asing lagi didengar kebanyakan orang. Termasuk si penulis sendiri, memang iman seseorang itu naik turun, kita tidak bisa memastikaan kapan iman kita naik dan kapan iman kita turun. Maknanya jika iman seseorang itu naik maka dia akan selalu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta melalui banyak hal, diantaranya yaitu berdzikir mengingat keagungan Allah SWT bukan si doi ya hahaha…Dan apabila iman seseorang itu turun maka dia akan jauh dari Sang Pencipta bahkan perkara yang harampun menjadi makanan sehari-harinya. Naudzubillah…
Para sahabat Nabipun imannya naik turun, ulama berpendapat bahwasannya iman naik itu hakikatnya bertambahnya ketaatan kepada Allah dan berkurangnya iman itu bertambahnya dosa atau maksiat. Bahkan ada seorang sahabat yang mengadu kepada Nabi, “Ya Rasulullah jika saya berada disisimu saya bersemangat beribadah seolah-olah saya bisa melihat surga secara langsung dari tempat duduk saya. Akan tetapi kalau saya kembali kepada keluarga saya, iman saya jatuh (turun) ini gimana Ya Rasulullah?”, kemudian Nabi berkata,”seandainya keadaan kalian seperti saat kalian bersamaku maka, malaikat akan datang menjabat tangan kalian tetapi (saatan fasaatan) ada masanya naik dan ada masanya turun dan itu merupakan fitrah manusia”.
Sumber gambar: https://pxhere.com/id/photo/1451241Terus apa yang harus kita lakukan pada saat iman kita turun?. Nasehat para ulama, ketika iman kita turun carilah orang sholeh dan dekati orang yang sholeh. “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan sertailah orang-orang yang benar yaitu orang-orang yang sholeh”. Karena hanya dengan menyertai orang yang shaleh kita bisa menjaga iman kita, jangan sampai iman kita ngedrop atau bahkan habis-habisan. Sebagai contoh pada saat iman kita ngedrop dekati orang yang sholeh, lagi malas menghafal Al-Qur’an dekati para penghafal Al-Qur’an yang kuat hafalannya dengan rasa cinta yang meronta-ronta terhadap Al-Qur’an agar kita termotivasi, saat kita jarang bersedekah dekatilah orang yang dermawan (orang yang ahli sedekah) supaya kita bisa mencontoh kedermawanannya. Begitupun hal lainnya mengenai kelebihan seseorang dalam meningkatkan amal ibadah.
Iman sendiri sebenarnya juga perlu dicas.
Ibarat smartphone kalau batrainya habis pasti akan lemah tak berdaya, tidak
bisa untuk mengakses apapun. Imanpun juga sama perlu dicas untuk meningkatkan
ibadah-ibadah. Baik ibadah yang berupa lisan ataupun tindakan baik wajib maupun
sunnah. Jadi, bahwasannya manusia yang hidup dalam kelalaiaan sebenarnya mereka
kurang pegangan, dalam hal ini yang dimaksudkan pegangan yaitu berpedoman pada Al-Qur’an
dan sunnah dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sedangkan kematian lebih
dekat dari orang-orang yang ada di sekitar kita.
Kematian
itu tidak mengenal umur, entah masih dalam usia kandungan, balita, bahkan
remaja sekalipun. Kematian selalu mengintai kita setiap saat, setiap detik. Tak
pernah ada yang tahu kapan kematian itu datang, dan tak pernah menunggu bahwa kita sudah siapa
apa belum dia pasti akan datang tepat pada waktunya. Maka dari itu, kematian
harus dipersiapkan, bekal apa yang harus kita bawa untuk menghadap Allah Swt.
Tentunya iman yang menjadi penentu dalam kehidupan setelah di dunia ini. Karena
pada hakikatnya hidup yang abadi adalah setelah kehidupan di dunia ini.
Mulailah perbaiki iman, dekati orang-orang yang sholeh. Mau sampai kapan hidup dalam kelalaian dengan iman yang naik turun?. dianashinta_28
No comments:
Post a Comment