Featured Post

mengenal evaluasi pembelajaran dan ANBK pengganti UNBK

halo pembaca, selamat datang di blog ini 👋   Di masa kini sering kali evaluasi disamakan dengan ujian dan penilaian. Ujian pada kenyata...

Monday, October 11, 2021

Ilmu Kalam : Bukti Keselarasan Antara Agama Dan Logika





Ilmu kalam berpengaruh sangat besar pada masa-masa awal kemunculannya. Pada dekade awal kemunculannya , ilmu kalam berhasil memberantas ateisme dan berbagai keyakinan luar yang bertentangan dengan Islam. Meskipun pada masa-masa awal kaum Mu’tazilah berhasil mendapat panggung berkat kecerdasan logika yang mereka miliki, namun pada akhirnya bantahan-bantahan logis nan kritis dari para ahli kalam berhasil membungkam berbagai argumentasi kaum Mu’tazilah yang memproklamirkan diri sebagai kaum rasionalis. Para ahli kalam yang dimaksud adalah Asy’ariyyah dan Maturidiyyah .

Setelah hegemoni Mu’tazilah berakhir, Asy’ariyyah dan Maturidiyyah berhasil mencuri perhatian umat Islam . Hal ini menjadikan keduanya sebagai akidah yang dipedomani dan diamalkan oleh mayoritas umat Islam. Menariknya , usaha yang dilakukan keduanya -Asy’ariyyah dan Maturidiyyah- bukan melalui jalur politik dan diplomasi . Melainkan melalui debat terbuka dan diskusi dengan para pemuka Mu’tazilah . Usaha yang dilakukan ini pada awalnya mendapat kritikan dari para ulama . Abul Hasan Al-Asy’ari misalnya , pendiri akidah Asy’ariyyah ini pada awalnya mendapat kritikan dari para ulama kaitannya dengan aktivitas beliau yang sering mondar mandir untuk menemui para ulama Mu’tazilah . Para ulama menilai tindakan Asy’ari tersebut bertentangan dengan sikap para salaf yang mana mereka memilih untuk menjauhi Mu’tazilah dikarenakan berbagai akidah menyimpang yang mereka yakini. Namun , dengan cerdik beliau menjawab :

“ Seandainya aku tidak mendatangi mereka , tentu aku tidak akan dapat menyampaikan kebenaran . Mereka – Mu’tazilah- ini adalah para qadhi dan pembesar negara. Sehingga, mustahil mereka akan menemuiku “.

Nampaknya , keputusan berani Al-Asy’ari tersebut adalah pilihan yang tepat. Berkat berbagai perdebatan yang beliau lakukan , nama beliau menjadi harum di kalangan umat Islam . Beliau disanjung oleh umat dan pemikiran yang beliau bawa diterima dengan baik oleh para ulama. Para ulama dari kalangan ahli hadits, tafsir maupun fuqaha mereka semua menerima pemikiran Asy’ariyyah. Mereka menganggap gagasan yang beliau bawa sebagai ajaran yang menginterpretasikan pemahaman Nabi SAW dan para sahabat.

Madzhab Asy’ariyyah berkembang sangat pesat . Dalam setiap periode selalu ada tokoh yang berjuang mengibarkan panji Asy’ariyyah .  Pada periode awal misalnya , murid-murid Al-Asy’ari sendirilah yang menjadi tokoh utama penyebar ajaran ini . Pada masa selanjutnya , nama-nama seperti Al-Baqillani , Abu Ishaq Al-Isfiraini , dan Ibnu Furak menjadi garda terdepan dalam menyebarkan dan membela Madzhab Asy’ari . Tongkat estafet selanjutnya dipegang oleh nama-nama besar seperti Al-Ghazzali dan gurunya , Imam Haramain Al-Juwaini. Berbagai nama yang disebut di atas menjadi poros utama penyebaran ajaran Asy’ariyyah. Di samping itu , Asy’ariyyah juga berkembang berkat banyaknya madzhab fiqih Islam yang terikat dengan madzhab kalam ini. Zakariyya Al-Anshari dan An-Nawawi misalnya , mereka adalah fuqaha madzhab Syafi’i yang menganut akidah Asy’ariyyah . Dari kalangan Madzhab Maliki , ada Ibnu Rusyd yang juga menganut akidah Asy’ariyyah. Pandangan Asy’ariy yang rasional namun selaras dan tidak bertentangan dengan dalil agama  (Al-Qur’an dan Sunnah) menjadikan paham ini dicintai dan dianut oleh kebanyakan umat Islam.

Asy’ariyyah berpandangan bahwa agama tidak bertentangan dengan akal. Menurut Asy’ariyyah agama dan akal bukanlah dua hal yang bertentangan . Keduanya mampu berjalan beriringan . Pendapat-pendapat teologis Asy’ariyyah selalu disandarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah .  Hal inilah yang membedakan Asy’ariyyah dengan Mu’tazilah . Mu’tazilah dianggap telah melampaui batas dalam menggunakan akal . Sehingga , beberapa argumen teologisnya dianggap sudah jauh bertentangan dengan maksud dari Al-Qur’an dan hadits itu sendiri . Sedangkan, Asy’ariyyah dianggap mampu menyajikan argumentasi yang logis namun tidak bertentangan dengan teks Al-Qur’an dan hadits . Proporsionalitas inilah yang membuat akidah Asy’ariyyah banyak dianut oleh mayoritas umat Islam karena ajarannya dirasa logis namun sesuai dengan dalil-dalil agama .

Dalam menjelaskan ke-Esa-an Tuhan misalnya . Asy’ari berpendapat bahwa mustahil Tuhan itu tidak esa. Menurut beliau , seandainya tuhan itu ada banyak , maka akan terjadi berbagai kekacauan. Misal saja , ada tuhan A dan tuhan B . Tuhan A menghendaki bumi itu bergerak . Sedangkan tuhan B menghendaki bumi itu diam . Menurut Al-Asy’ari , hal ini adalah sesuatu yang mustahil . Mengapa? Karena antara diam dan bergerak adalah dua hal yang berbeda. Sehingga mustahil keduanya akan terjadi pada saat yang bersamaan . Al-Asy’ari mendasarkan pandangannya ini pada QS Al-Anbiya ayat 22 :

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

Artinya :

“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.”

Contoh lain yang membuktikan bahwa Asy’ariyyah adalah paham yang rasional adalah dalam pembahasan mengenai kehendak Tuhan . Mu’tazilah berpandangan bahwa Tuhan tidak menghendaki keburukan . Menurut mereka Tuhan hanya menghendaki kebaikan . Bagi Al-Asy’ari argumen seperti ini tidak logis dan berbahaya. Ini dikarenakan jika Tuhan hanya mampu menghendaki kebaikan dan setan mampu menghendaki keburukan, berarti setan lebih hebat dari Tuhan . Akibatnya manusia akan lebih mudah jatuh kepada kekufuran dan keburukan daripada kebaikan.

Pandangan-pandangan Asy’ariyyah penting untuk didalami guna menyelamatkan akidah dan iman umat Islam . Terlebih lagi , untuk zaman sekarang di mana ateisme telah menjadi racun bagi kebanyakan umat beragama , termasuk umat Islam . Pandangan-pandangan teologis Asy’ariyyah yang  rasional namun selaras dengan dalil-dalil agama insya Allah akan mampu membentengi umat Islam dari syubhat-syubhat ateisme yang didengungkan oleh orientalis-orientalis barat . Argumentasi logis dari akidah Asy’ariyyah apabila dipahami dengan baik dan mampu diterapkan dalam berbagai diskusi saya rasa akan mampu menjawab pandangan-pandangan  rasional barat yang cenderung antroposentris dan mengabaikan aspek-aspek ketuhanan.

 

 

No comments:

Post a Comment