Artikel ini ditulis Nadira Syifa Azzahro, mahasiswa Tadris Bahasa Inggris, Program Kelas Khusus Internasional IAIN Salatiga. Artikel ini diterbitkan di SOLOPOS.COM , 14 Juli 2021.
Bahasa Inggris dewasa ini digunakan sebagai bahasa lingua franca nomor satu di dunia. Bahasa Internasional ini paling masif digunakan dan diajarkan selain itu bahasa ini juga umum digunakan sebagai bahasa diplomasi dan bahasa sains. Alasan banyak orang mempelajari bahasa inggris adalah agar mudah berkomunikasi ketika bepergian ke berbagai negara maka dari itu banyak perguruan tinggi menyediakan fakultas yang memiliki jurusan Pendidikan Bahasa Inggris maupun jurusan Sastra Inggris.
Dabbagh
dan Ritland (2005:15) mengungkapkan sistem belajar online merupakan salah satu
sistem belajar tersebar dan terbuka menggunakan alat bantu pendidikan atau
seperangkat pedagogi. Pada saat ini pandemi Covid-19 sudah berlangsung sejak
Maret 2020 yang mau tidak mau membuat peserta didik tidak bisa bertemu dalam
satu lokasi pembelajaran. Alhasil banyak pihak mengandalkan komputer berakses
Internet dan fasilitas lain yang mempunyai sarana berkumpul dan diskusi dengan
membuka laman web atau online learning yang digunakan sebagai media
pembelajaran. Hal ini menarik perhatian peserta didik dalam format teknologi
komunikasi yang ditujukan untuk pembelajaran.
Smaldino (2012:7-9)
mengatakan teknologi yang mempunyai aneka variasi aplikasi bisa diterapkan dan
didayagunakan dalam semua cakupan kurikulum. Di satu sisi teknologi sangat
membantu transfer ilmu dan pengetahuan dari guru dan dosen kepada siswa atau
mahasiswa tetapi di sisi lain memunculkan dilema di tengah pandemi ini. Di
antaranya ialah keresahan pendidik seperti guru dan dosen, orang tua, dan
peserta didik antara baik buruk efek online learning dalam pembelajaran bahasa
inggris.
Online learning ini memudahkan bagi pendidik mengajar bahasa inggris dengan menyingkat waktu dan meminimalkan biaya pendidikan karena banyak platform Internet beraneka format multimedia teks, kuis, audio,visual, atau film yang menujang silabus dan menyediakan materi dan latihan bahasa Inggris yang dapat unduh semua kalangan.
Adanya batasan waktu yang
dapat disetting dalam pengumpulan tugas .Namun, pendidik dituntut agar
menguasai teknologi terkini sebenarnya ada cara termudah agar pendidik dan
peserta didik dapat bertatap muka menggunakan Google Meet atau Zoom Meeting.
Mengingat keadaan dan tantangan di era kenormalan baru ini pendidik dituntut
bersifat self-instructional ( belajar mandiri ) sangat disayangkan masih banyak
pendidik yang kurang menguasai teknologi pembelajaran. Hal ini menciptakan
kesenjangan kemampuan antara satu dengan yang lain dampaknya juga akan berimbas
pada kualitas pendidikan di Indonesia secara umum.
Lebih penting lagi dari
sekadar penggunaan teknologi pembelajaran, orang tua juga dipastikan memiliki
peranan yang mahapenting dalam memberi semangat dan membantu peserta didik
memahami materi yang diajarkan dan mendampingi peserta didik, orang tua
dituntut agar tidak gagap teknologi padahal tidak semua orang tua memiliki
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik tersebut misalnya
orang tua sibuk berkutat dengan pekerjaan sehingga anak akan kurang pengawasan
saat peserta didik menjalani pendidikan online learning.
Bahkan ada satu kasus di
satu sekolah di Jawa Tengah dimana guru memberi tugas kepada siswa secara real
time via telepon genggam tapi telepon genggam di satu keluarga hanya satu dan
digunakan oleh orang tua untuk berkomunikasi ketika berjualan di pasar.
Sehingga siswa hanya dapat mengerjakan tugas ketika orang tua pulang dari
bekerja di pasar.
Elliot Masie, Cisco, dan
Cornellia juga berpendapat e-learning adalah belajar melalui media elektronik
dan pembelajaran dengan menggunakan TV, radio, internet dan lain-lain (2000).
Namun tidak semua orang tua mampu memenuhi kebutuhan elektronik dan fasilitasi
pesera didik terhadap akses internet dan media belajar dan dalam hal ini
sangatlah disayangkan jika peserta didik pada akhirnya putus sekolah.
Plus-Minus
Secara umum dapat
disimpulkan bahwa di era kenormalan baru ini, peserta didik mudah mengakses
materi pembelajaran kapan dan di mana saja yang menjadikan peserta didik lebih
memahami dan memperkuat pengetahuan akan materi pembelajaran. Meskipun demikian
di sisi yang lain online learning juga membuat peserta didik kesulitan memahami
materi pembelajaran, munculnya fenomena rendahnya kesadaran motivasi yang
menyebabkan semangat dan kualitas belajar peserta didik yang rendah bahkan
banyak juga dari peserta didik yang mengeluh sakit mata karena sering terpapar
layar ponsel atau laptop sampai 16 jam sehari dan kurangnya bertatap muka
dengan guru menyebabkan degradasi moral dan etika pada anak bangsa.
Banyak para ahli
pendidikan mengatakan akan muncul lost generation atau generasi yang hilang.
Dilansir oleh Jawapos.com, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengatakan, berdasar
laporan dari Unicef, situasi akibat Covid-19 dalam jangka panjang bakal
memberikan dampak luar biasa bagi anak-anak di Indonesia. Kondisi tersebut
terjadi karena terganggunya stabilitas pendapatan keluarga dan stabilitas
sistem pendidikan di tanah air.
Satu poin yang perlu kita
sadari sejak dini ialah pentingnya mewujudkan adanya hubungan timbal balik
antara pihak pemerintah, orang tua, pendidik dan peserta didik yang merupakan
poin penting dalam mewujudkan kesuksesan dalam pembelajaran bahasa inggris secara
daring. Penulis memahami keluh kesah para pendidik yang merasa sangat kurang
dalam penguasaan teknologi pembelajaran bahasa Inggris dan dalam situasi yang
mendesak ini pendidik perlu mengupayakan dan mengoptimalkan fasilitias
pembelajaran daring yang terbaik bagi peserta didik dengan berbagai cara.
Orang tua diimbau
membantu peserta didik memahami materi pembelajaran atau sekurang-kurangnya
mengawasi pembelajaran peserta didik secara ketat. Peserta didik juga harus
sadar akan kewajibannya dan mampu menata diri akan kebutuhan pembelajaran
karena masa depan Indonesia berada ditangan generasi muda Indonesia.
Sumber:https://www.solopos.com/dilema-dan-solusi-pembelajaran-bahasa-inggris-online-1139163
No comments:
Post a Comment