Featured Post

mengenal evaluasi pembelajaran dan ANBK pengganti UNBK

halo pembaca, selamat datang di blog ini 👋   Di masa kini sering kali evaluasi disamakan dengan ujian dan penilaian. Ujian pada kenyata...

Friday, October 8, 2021

Humanisme : Agama Manusia Modern

 Humanisme : Agama Manusia Modern

 

https://api.ndla.no/image-api/raw/dbJdSniN.jpg?width=10720

Arus globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat kita hindari. Dengan globalisasi dunia menjadi terasa sempit . Batas-batas antar negara kini sudah tidak lagi menjadi penghalang bagi manusia untuk saling terhubung . Orang yang ada di pedalaman Papua bisa mengetahui apa yang dilakukan oleh orang yang berada di tengah gemerlapnya peradaban Eropa . Begitupula sebaliknya, orang yang tengah menikmati kemajuan peradaban Eropa dapat dengan mudah mengetahui apa yang tengah di lakukan oleh orang yang berada di pedalaman Papua hanya dalam waktu beberapa detik setelah peristiwa itu terjadi . Kemudahan untuk mengakses informasi membuat seseorang mudah untuk mendapatkan berbagai hal yang dia inginkan hanya bermodalkan gadget dan internet. Belum lagi kemudahan transportasi baik darat , laut maupun udara semakin membuat seseorang mudah untuk terhubung ke seluruh penjuru dunia. 
Orang Indonesia yang ingin menonton pertandingan sepakbola di Eropa misalnya. Hanya dengan membeli tiket pesawat dia bisa datang ke stadion tempat tim favoritnya bertanding hanya dalam waktu beberapa jam dan pulang kembali ke tanah air beberapa waktu kemudian. Hal ini tentu berbeda dengan orang di zaman dahulu tatkala transportasi menjadi barang yang sulit untuk didapatkan .Transportasi laut misalnya .Meski seandainya seseorang telah mendapat transportasi yang dia inginkan , dalam hal ini kapal . Dia membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mencapai tempat yang dia tuju . Butuh waktu berbulan-bulan untuk mencapai destinasi yang diinginkan. Itupun belum menjamin apakah ia akan selamat dalam perjalanan ataupun tidak .Hal-hal yang telah disebutkan di atas tentu menjadi fenomena yang luar biasa di mana mungkin orang-orang pada zaman dahulu tidak pernah berfikir jika manusia mampu mencapai kemajuan peradaban seperti yang dicapai saat ini.

 Globalisasi membawa dampak besar bagi kehidupan umat manusia . Berbagai dampak positif dapat dengan mudah kita jumpai saat ini . Saat anda membaca tulisan ini di kamar dengan smartphone anda misalnya . Itu merupakan gambaran nyata  bahwa globalisasi berdampak positif dalam kehidupan kita .Di masa lalu ,untuk menikmati sebuah tulisan , anda harus membeli sebuah buku atau paling tidak membeli koran harian yang dijajakan para pedagang koran. Namun ,saat ini anda hanya membutuhkan sebuah smartphone untuk bisa mengakses sebuah tulisan . Jangankan tulisan satu halaman , buku tebal berjilid-jilidpun bisa anda akses dengan mudah hanya dengan segenggam smartphone . Di samping berbagai dampak positif yang dapat kita rasakan seperti beberapa hal di atas . Nampaknya pengaruh negatif globalisasi juga tak kalah luar biasa dibanding pengaruh positifnya . Masuknya berbagai budaya asing yang dapat dengan mudah kita akses dengan gadget telah memberi pengaruh yang begitu besar bagi kehidupan kita . Berbagai budaya negatif yang dibawa oleh barat misalnya. Tanpa kita sadari budaya-budaya negatif yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat barat sudah begitu parah meracuni muda mudi kita . Mulai dari konsumsi miras , seks bebas , dan juga berbagai ideologi menyimpang yang dibawa oleh barat kini telah menjamur di masyarakat kita terutama kalangan pemuda . Parahnya , banyak pemuda yang menganggap gaya hidup barat tersebut sebagai gaya hidup yang  modern dan kekinian . Konsumsi miras misalnya , jika dulu konsumsi miras dianggap sebagai sebuah tindakan yang buruk dan menjadi ciri orang yang tidak baik , kini nampaknya pandangan tersebut sudah berangsur-angsur berubah. Konsumsi miras bagi sebagian remaja dianggap sebagai hal yang keren . Bahkan , beberapa bos perusahaan besar juga menganggap konsumsi miras sebagai sebuah bentuk kemewahan. 

Begitu juga dengan seks bebas . Jika dulu hubungan seks di luar nikah dianggap sebagai hal yang melanggar norma dan merupakan tindakan keji yang memalukan, kini hal tersebut sudah tidak berlaku lagi bagi sebagian remaja di tanah air kita . Tak sedikit dari mereka yang menganggap bahwa seks merupakan kebutuhan hidup manusia sebagaimana makan dan minum . Sebagaimana seseorang akan makan ketika lapar , maka ketika seseorang telah mencapai puncak birahi , maka dia akan mencari obyek yang bisa dia gunakan untuk memuaskan nafsu birahinya . Salah satunya adalah dengan berhubungan seks . Menurut para remaja ini berhubungan seks hanyalah salah satu dari kebutuhan manusia dan bukan merupakan hal yang harus disakralkan lewat ikatan pernikahan . Selama dua pasang manusia itu melakukannya atas dasar suka sama suka , maka hal itu tidak layak dipermasalahkan oleh orang lain . Begitu pikir mereka . Berbagai hal yang saya sebutkan tadi merupakan fenomena nyata yang terjadi di kalangan remaja saat ini . Anda dapat dengan mudah menjumpai berbagai pernyataan tersebut di akun-akun media sosial para remaja saat ini . Menurut mereka , orang-orang yang punya mind set seperti yang telah disebutkan tadi merupakan orang-orang yang open minded. Sebaliknya , orang-orang yang menolaknya dianggap sebagai orang yang close minded , berpikiran sempit , dan terkungkung dalam sangkar dogmatisme agama yang hanya akan menghambat seseorang untuk berpikir maju .

Berbagai ideologi barat yang masuk ke negeri kita juga tak kalah bahayanya . Pluralisme agama, liberalisme , dan sekularisme kini telah menjadi tren di kalangan remaja . Gagasan, konsep, dan tujuan berbagai ideologi tersebut dapat dengan mudah kita dapatkan  lewat buku-buku dan berbagai tulisan yang tersebar di internet . Paham-paham tersebut tak jarang juga diajarkan oleh para dosen di berbagai perguruan tinggi . Bahkan , di beberapa perguruan tinggi Islam hal itu juga diajarkan oleh para dosen tanpa malu-malu . Salah satu paham yang kini menjadi tren di kalangan remaja adalah paham humanisme.

Di masa ini, nampaknya humanisme telah menjadi semacam tren yang banyak diikuti oleh masyarakat. Di Eropa, paham ini nampaknya telah berhasil menggeser norma-norma ke-Kristenan yang sempat berabad-abad lalu mendominasi wilayah tersebut . Ke-Kristenan kini tak ubahnya seperti tombak usang yang harus digantikan senjata-senjata modern jika ingin menang di medan pertempuran . Berbagai dogma Kristen yang dulu mendominasi Eropa kini seolah sudah tak berdaya tatkala dihunus dengan pedang filsafat oleh para filsuf-filsuf ateis . Kristen di Eropa kini sedang sekarat , mungkin hanya menunggu waktu hingga Kristen akan benar-benar mati atau paling tidak  hanya akan dianut oleh sebagian kecil masyarakat yang tidak sempat mencicipi lezatnya peradaban modern. Masyarakat Eropa sendiri kini lebih memilih untuk menganut humanisme yang mana paham ini di rasa lebih cocok dengan kehidupan yang mereka jalani saat ini . Agama bagi mereka hanyalah bagian dari kebudayaan masa lalu dan norma-norma yang diajarkan agama sudah tidak relevan lagi diterapkan di masa ini .

Humanisme sendiri berarti suatu paham yang menjadikan manusia sebagai tolok ukur dalam menilai segala sesuatu .Menurut mereka manusia mampu untuk mencapai kebenaran serta dapat mengetahui kebaikan dan keburukan tanpa bantuan dari Tuhan. Jadi , menurut paham ini segala sesuatu itu harus diukur menurut standar manusia . Jika sebuah tindakan itu baik menurut manusia , maka hal itu akan dianggap sebagai hal yang layak untuk dijadikan norma dan pegangan hidup manusia . Semisal seperti berhubungan seks di luar nikah atas dasar suka sama suka , jika hal itu menurut standar manusia dianggap bukan hal buruk , maka hal itu bukanlah hal yang terlarang dan tak layak juga bagi orang lain untuk mempermasalahkan hal tersebut . Jadi ,selama hal tersebut tidak merugikan orang lain , maka tak layak bagi orang lain untuk menyalahkannya . Bagi para humanis yang memiliki pemikiran seperti ini. Aturan-aturan agama sudah tidak lagi menjadi pertimbangan. Sehingga, sangat tidak mengherankan jika paham humanisme ini banyak mengantarkan seseorang pada ateisisme atau minimal agnostisisme .Para humanis menganggap bahwa akal manusia mampu memecahkan semua permasalahan hidup . Mereka adalah orang-orang yang mengagungkan akal . Bagi mereka akal adalah nomor satu . Aturan agama apabila menurut mereka bertentangan dengan akal, maka akan mereka tolak . Mereka sama sekali tidak memperhatikan dimensi agama atau aturan Tuhan tatkala merumuskan pendapatnya . Singkatnya , bagi mereka akal adalah segalanya dan manusia akan mampu mencapai tujuannya tatkala menggunakan akalnya secara maksimal . Tuhan bagi mereka bukanlah pertimbangan , bagi mereka , standar dan penilaian  manusia adalah segalanya dalam menentukan suatu keputusan.

Humanisme kini telah menjadi agama manusia modern . Mungkin pernyataan itulah yang tepat untuk menggambarkan bagaimana humanisme telah mampu menjadi suatu worldview/cara pandang baru bagi masyarakat modern . Masyarakat modern , terutama masyarakat barat telah menjadikan paham ini sebagai pandangan hidup mereka .Menurut mereka , menyembah Tuhan bukanlah tujuan hidup di dunia . Bagi mereka , hidup adalah tentang bagaimana kita mampu untuk mencapai kebahagiaan material .Menurut mereka, tujuan hidup di dunia adalah makan, minum , berhubungan seksual , dan bersenang-senang selama masih hidup . Tuhan bagi mereka bukanlah sesuatu yang penting bahkan banyak dari mereka yang cenderung ateis ,minimal agnostik. Lalu , apakah pantas jika kita menyebut humanisme ini sebagai sebuah agama? Jika kita menganggap agama adalah seperangkat aturan yang dibuat untuk kebahagiaan kehidupan manusia, maka kita bisa menganggap humanisme adalah sebuah agama . Hal ini diungkapkan juga oleh beberapa penulis barat .

Karen Armstrong ,pengarang buku fenomenal A History of God,  mengatakan :

 “ Humanism is itself a religion without God” (humanisme sendiri adalah sebuah agama tanpa Tuhan)

  Potter dan istrinya , Clara Cook Potter menyusun buku yang berjudul Humanism: A new Religion (Humanisme : Sebuah Agama Baru)

            Lalu bukankah humanisme itu sendiri tidak menyembah Tuhan? Apakah layak disebut agama ? Sebenarnya , sesuatu yang disebut agama itu sendiri tidak harus identik dengan Tuhan . Agama Budha dan Shinto misalnya . Orang-orang menyebut Budha dan Shinto sebagai agama , padahal dalam agama Budha dan Shinto sendiri tidak kita temui ajaran mengenai ketuhanan . Sehingga banyak yang menyebut Budha dan Shinto sebagai agama non-teistik atau agama yang tidak membahas Tuhan . Inilah yang agaknya dapat kita terapkan pada humanisme . Humanisme adalah agama tanpa Tuhan .  Di dalam humanisme kita tidak dikenalkan dengan konsep ketuhanan . Kita tidak mengenal berbagai aturan Tuhan yang harus ditaati oleh para pemeluknya. Yang ada kita akan diajarkan bahwa  manusia adalah ukuran dalam menilai segala sesuatu . Kebahgiaan manusia dapat dicapai tanpa campur tangan Tuhan.

            Apabila kita telisik lebih jauh humanisme sebagai agama . Maka kita bisa rumuskan berbagai ‘akidah’ dan ‘produk syariah’ humanisme di antaranya sebagai berikut :

1.   Telah disebutkan di atas bahwa humanisme adalah agama tanpa Tuhan . Namun sebenarnya, jika kita telusuri lebih dalam lagi , humanisme itu juga memliki Tuhan . Lalu , siapa Tuhan yang dimiliki oleh para humanis itu? Tuhan mereka adalah akal . Ya , benar akal manusialah yang menjadi Tuhan mereka . Sebagaimana kaum muslimin memuja Allah misalnya . Para humanis memuja akal mereka . Mereka sangat patuh kepada akal mereka dan menganggap bahwa akal adalah segalanya .Mereka menganggap apa yang menjadi aturan atau hukum Tuhan sebagai bualan dan omong kosong belaka . Namun, sangat menjunjung tinggi dan menghormati apa yang dianggap oleh akal mereka sebagai kebaikan . Alhasil , aturan Tuhan mereka kesampingkan dan lebih memilih apa yang menurut akal mereka sebagai kebaikan .Bagi mereka kebaikan adalah apa yang dianggap baik oleh manusia . Sedangkan keburukan adalah apa yang dianggap buruk oleh manusia . Aturan Tuhan bagi mereka bukanlah pertimbangan untuk menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan. Perilaku homoseksual misalnya . Menurut agama perilaku ini dilarang dan termasuk perbuatan buruk. Namun , karena para humanis menganggap bahwa homoseksual ini bukanlah keburukan dan mereka anggap homoseks sebagai orientasi seksual belaka . Maka, mereka membolehkan hal ini dan bahkan memushi orang yang menolak pendapat mereka ini serta menganggap orang yang menolak homoseksual sebagai orang yang intoleran dan tidak menghargai perilaku serta pendapat orang lain .

2.   ‘Produk syariah’ yang saya maksud di sini adalah hasil dari pemikiran-pemikiran yang dihasilkan dari pemikiran para humanis . Namun , sebelum masuk ke ‘produk syariah’ mereka yang disimpulkan dari nalar mereka , akan saya tulis beberapa pokok ‘akidah’ mereka :

·  Tujuan hidup di dunia ini adalah makan, minum , berhubungan seks, dan senang-senang selama masih hidup di dunia .

·  Semua agama adalah sama . Sehingga tidak boleh bagi seseorang untuk menyalahkan kepercayaan/agama orang lain dan menganggap agama sendiri yang paling benar

·   Tuhan hanyalah proyeksi dari akal pikiran manusia .

·   Kitab suci hanyalah kumpulan dongeng umat terdahulu

· Surga dan neraka itu tidak ada . Keduanya hanyalah hasil imajinasi manusia yang berkhayal akan adanya kehidupan sesudah kematian .

·  Nabi Adam itu tidak ada . Manusia adalah hasil dari evolusi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama

· Agama tidak boleh masuk ke ranah publik . Agama adalah urusan pribadi dan tidak boleh dibahas di ruang publik.

Itulah sebagian ‘akidah’ rumusan para humanis. Setelah membaca uraian di atas , mungkin anda akan kaget , mengingat berbagai pemikiran di atas telah meracuni pemikiran para remaja muslim yang ada di sekitar kita . Kini , saya akan masuk ke berbagai ‘produk syariah’ hasil ‘ijtihad’ para ‘nabi’ mereka :

·  Cadar dan kerudung adalah budaya arab dan dianggap sebagai bentuk penindasan terhadap wanita

·  Riba itu boleh .

· Minum miras itu boleh asal tidak merugikan dan mengganggu orang lain

·  Hubungan seksual di luar nikah itu diperbolehkan asal dilakukan suka sama suka

·  Homoseksual itu boleh . Karena homoseksual hanyalah orientasi seksual belaka

·  Poligami tidak diperbolehkan karena dianggap hanya akan merugikan dan menyakiti pihak wanita.

·  Hukum qisas tidak diperbolehkan karena bertentangan dengan HAM

·  Menista agama bukan tindakan criminal

·   Bunuh diri itu boleh

Itulah beberapa pemikiran produk dari humanisme . Sebenarnya , kalau kita ingin perpanjang lagi , masih banyak daftar ‘produk syariah’ dari humanisme ini yang bisa kita tambahkan . Namun untuk mempersingkat pembahasan maka penulis cukupkan sampai sini daftar ‘produk syariah’ dari pemikiran humanisme .

            Dari berbagai daftar yang telah dipaparkan di atas , kita akan dapati banyak sekali pemikiran humanis ini yang telah menjadi pilihan para muda mudi Islam di masa ini . Berbagai pemikiran tersebut tidak hanya bertentangan dengan ajaran Islam, namun juga berpotensi besar merusak moral dan perilaku kaum muslimin Indonesia . Berbagai norma agama yang telah kita yakini akan porak poranda apabila banyak kaum muslimin menganut humanisme ini . Tak bisa kita bayangkan bagaimana nasib anak cucu kita kelak apabila paham ini menjadi norma dan ideologi yang dianut oleh masyarakat . Mungkin akan kita dapati orang-orang yang dengan pedenya melanggar syariat dengan alasan karena hukum syariat itu tidak masuk akal . Atau juga akan kita dapati muda mudi yang dengan pedenya hamil di luar nikah tanpa merasa bersalah dan menganggap hal itu sebagai hal yang wajar karena menganggap apa yang dilakukannya tidak mengganggu orang lain . Atau juga mungkin kita akan dapati banyak anak yang lahir tanpa diketahui siapa bapaknya dikarenakan ibunya asyik gonta ganti pasangan karena menganggap hal itu adalah hak pribadinya .Hal-hal seperti itu bukanlah imajinasi belaka . Semua ini bisa terjadi dan sangat mungkin terjadi sebagaimana yang kini menjadi hal lumrah di negeri-negeri barat . Mengingat penyebaran paham seperti ini yang begitu massif dilancarkan oleh sarjana-sarjana barat dan mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang lulus dari berbagai universitas di Eropa, serta karena mudahnya akses internet yang kini semakin canggih .

Kesimpulan :

      Globalisasi adalah sebuah keniscayaan . Di masa ini tidak mungkin kita tidak akan masuk dalam lingkaran globalisasi . Tak bisa dipungkiri globalisasi telah memberi dampak positif sekaligus negatif bagi kehidupan manusia. Semakin banyaknya sarana dan prasarana yang memudahkan kita untuk melakukan segala sesuatu merupakan salah satu dampak positif globalisasi . Sebaliknya , dampak negatif globalisasi ini juga tak kalah merugikannya dibandingkan dengan dampak positif  yang muncul . Salah satu dampak negatif globalisasi adalah masuknya berbagai paham atau ideologi barat yang tidak sesuai dengan nilai dan norma agama , khusunya Islam .Di atas telah dipaparkan salah satu ideologi yang berpotensi besar meracuni pemikiran umat Islam adalah humanisme .

   Banyak pandangan humanisme yang bertentangan dengan ajaran Islam . Parahnya lagi , pandangan humanisme ini telah banyak meracuni remaja muslim di Indonesia . Tidak sulit kita jumpai para pemuda yang menyetujui gagasan humanisme ini dan menganggapnya sebagai pandangan yang relevan dengan tuntutan zaman . Padahal sudah sangat jelas , bahwa banyak dari pandangan tersebut yang bertentangan dengan ajaran Islam . Maka , sudah seharusnya bagi para orang tua , akademisi , dai , dan juga orang-orang yang sadar akan hal ini untuk senantiasa menjaga diri, keluarga , dan orang terdekat dari bahaya paham humanisme ini . Hal ini dimaksudkan agar kebahagiaan yang kita cari adalah kebahagiaan yang hakiki sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah SWT . Bukan hanya kebahagiaan semu seperti yang dijanjikan oleh para penyeru humanisme .

No comments:

Post a Comment