Kami sengaja menulis hal ini, karena penulis merasa apa yang di sampaikan oleh Anis Baswedan beberapa waktu lalu. Melalui pidatonya sewaktu menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sangat sesuai dengan situasi saat ini. Dia menyatakan bahwa ada 3 (tiga) komponen utama yang mendasari proyeksi pendidkan abad 21, yaitu :
1.
Karakter (Akhlak)
Karakter atau akhlak itu dibagi
menjadi 2, yaitu :
a.
Karakter Moral
Contoh : Iman, Taqwa, Jujur,
Rendah Hati, dan lain sebagainya.
b.
Karakter Kinerja
Contoh : Kerja Keras, Ulet,
Tangguh, Tuntas, Tidak Mudah Menyerah, dan lain sebagainya.
Keduanya harus seimbang atau saling berkesinambungan. Supaya tidak saling bertolak belakang. Kita semua pasti tidak ingin “jujur tapi malas,” atau “kerja keras tapi culas,” atau yang lain nya. Jadi karakter moral dan karakter kinerja harus menjadi kesatuan karena saling berkaitan satu sama lain.
2.
Kompetensi
Kompetensi itu ada 4 (empat),
yang disingkat menjadi 4K. yaitu :
a.
Kritis (Berfikir Kritis)
b.
Kreatif
c.
Komunikatif
d.
Kolaboratif (Bisa Bekerjasama)
3.
Literasi (Keterbukaan Wawasan)
Kalau dahulu kita berbicara
CALISTUNG (Baca Tulis dan Hitung). Sekarang sudah lewat, bukan Baca Tulis dan
Hitung lagi. Yang harus kita fikirkan sekarang adalah literasi (Keterbukaan Wawasan). Literasi itu
minimal ada 5 (lima), yaitu :
a.
Literasi Baca
b.
Literasi Budaya
c.
Literasi Teknologi
d.
Literasi Keuangan
Literasi baca itu harus kita
tingkatkan, khususnya di Indonesia. Karena minat baca di Indonesia itu tinggi,
tapi daya baca rendah. Indikasinya minat baca WhatsApp tinggi, daya baca buku
rendah. Kalau baca WA itu kuat sampai berjam-jam, artinya minatnya ada tapi
daya-nya rendah. Melihat tulisan agak panjang langsung di skip, melihat buku
yang agak tebal langsung mundur. Kalau begitu daya baca (literasi) itu harus
kita latih. Jadi 3 (tiga) komponen itu yang disebut sebagai proyeksi kebutuhan
masa depan bagi anak didik kita. Yang pertama tetap fundamentalnya adalah
karakter (akhlak). Tapi kompetensi-nya jangan hilang.
Hari ini siswa – siswi kita
diuji, diberi kertas pertanyaan ujian. Kemudian diminta menjawab, adapun
jawaban yang nilainya bagus adalah jawaban yang mirip dengan yang diajarkan
oleh gurunya. Padahal dimasa yang akan datang, ujiannya hanya diberi kertas
kosong, kerjakan semau anda ! Kemudian siswa – siswi kita bingung tidak bisa
jawab. Kekalahan pelajar khususnya umat muslim saat ini, banyak di urusan
seperti ini. Karena kita tidak mempersiapkan perubahan itu, pertanyaannya tidak
ada lagi dikasih lembar kosong. Jadi kalau hari ini ditanya mau jadi apa ? Mulai
besok kita tidak boleh menanyakan hal itu, harus kita ganti dengan “Kalau besar
nanti mau membuat apa ?”
Untuk info lebih lanjut, teman - teman
bisa tonton langsung pidato Anis Baswedan di youtube tentang proyeksi
pendidikan abad 21.
keren mas
ReplyDeleteMohon bimbingannya Pak...
ReplyDeletekeren mas sudah ada foto pak anies
ReplyDeleteSaya ss dr yt pak. .ehee
ReplyDelete